Bersama Kita Bisa... Kita Bisa Karena Kita Ada... Kita Ada Karena Kita Juara...

Bersama Kita Bisa... Kita Bisa Karena Kita Ada... Kita Ada Karena Kita Juara...

Kamis, 28 Januari 2010

3 Tamparan Untuk 1 Pertanyaan

Kamis, 28 Januari 2010
Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air.

Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kiyai.

Pemuda : Anda siapa Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?

Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.

Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.


0 komentar

Rabu, 27 Januari 2010

Siklus Stagnan

Rabu, 27 Januari 2010

Oleh: Deddy Sussantho*

“…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” [Q.S. ar-Ra’d (13): 11]

Kita bukannya tak bisa, tapi kita tak sempat.
Kita bukannya tak sempat, tapi kita tak mau.
Kita bukannya tak mau, tapi kita tak tahu.
Kita bukannya tak tahu, tapi kita tak peduli.
Kita bukannya tak peduli, tapi kita tak bisa.

Setuju dengan siklus yang saya buat ini? Itulah siklus stagnan.
Siklus ini sering kali kita temui, hadapi, dan kita jalani tanpa kita sadari. Di saat ada sebuah amanah atau apa pun yang membutuhkan kontribusi kita, saat itu pula timbul kecenderungan untuk lepas tangan dari itu semua. Menghindar dari sebuah pekerjaan yang membutuhkan keikhlasan, ksabaran, dan keistiqomahan. Kala itu berjuta alasan lahir seakan tanpa dipikir. Atau bisa juga dipikir dahulu, barulah lahir sebuah alasan. Sebuah fenomena yang menggelitik. Pun begitu dengan dakwah.


0 komentar

Refleksi Perjalanan Dakwah di Komisariat Dakwah

saudaraku...
sekian lama kita bersama, sekian lama kita bekerja, sekian lama kita berbagi rasa, maka adalah suatu keharusan bagi kita untuk kembali mnengok perjalanan dakwah kita di Komisariat Dakwah ini...

saudaraku yang mengemban amanah dakwah!
kita adalah para pemuda...yang sejak dulu merupakan pilar kebangkitan. dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan salah satu pilar kebangkitannya. dalam setiap fikrah, kita adalah pengibar panji-panjinya. dari sisi sesungguhnya, banyk kewajiban kita, semakin besar hak-hak umat yang harus berpikir panjang, banyk beramal, bijak dalam bersikap dan maju untuk menjadi penyelamat. sehingga kita mampu menunaikan kewajiban terhadap hak-hak umat dengan sempurna. Insya Allah...

saudaraku...
kita seringkali gagal dalam mencaai cita-cita dan harapan. bagaimana tidak?!? sebuah pemikiran akan berhasil diwujudkan manakal rasa keyakinan kita kuat padanya, manakala kita ikhlas dalam memperjuangkannya, bersemangat dalam merealisaikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkrban untuk mewujudkannya.

0 komentar

Memperbaharui Komitmen Dakwah

Sesungguhnya menapaki jalan dakwah merupakan sebuah pilihan berbagai jalan yang terbentang dalam kehidupan kita. Komitmen yang dibangun sejak awal kerap berhadapan dengan relitas yang terbentang di jalan yang sangat panjang ini. realitas interaksi dengan sesama aktivis dakwah dan karakteristik jalan dakwah, serta interaksi dengan obyek dan musuh dakwah adalah sebuah fitrah dalam dakwah, akan tetapi tidak sedikit para aktivis dakwah yang terjerumus ke lembah yang gelap gulita, merasa lelah, jenuh ,malas,futur bahkan perlahan menjauh dan akhirnya menghilang dalam perjuangan dakwah ini.

memang kita tidak bisa pungkiri bahwa interaksi-interaksi tersebut sangat mengisap energi aktivis dakwah, bukan hanya energi fisik, melainkan energi ruhiyah.jika hal ini tidak di antisipasi dengan kekuatan tarbiyah dzatiyah, maka aktivis dakwah dapat mengalami kejenuhan dan kehilangan makna dakwah dalam setiap aktivitas yang dilakukan. karena itu, perlahan-lahan, komitmen yang diikrarkan mengalami degradasi lalu memudar. penurunan ini tampak pada melemahnya komitmen menghadiri liqo pekanan, tidak lagi proaktif dalam kegiatan dakwah, dan enggan menghadiri acara yang diadakan oleh jamaah.


untuk mengantisipasi hal-hal yang lebih buruk lagi, maka perlu adanya peningkatan serta riayyah akan komitmen kita semua terhadap dakwah ini. maka ciri-ciri para aktivis dakwah yang berkomitmen terhadap perjuangan ini adalah:



1 komentar

Kesempatan Itu Masih Ada

oleh: Galih Dharma Dewangga*


Segala puji hanya milik Allah swt Rabb semesta alam dan shalawat serta alam semoga selalu tercurahkan kepada Qudwah Hasanah kita Rasulullah Muhammad saw, tanpa terasa beberapa hari lagi Insya Allah kita akan menjumpai bulan yang disucikan yang didalamnya terdapat banyak sekali kebaikan bagi orang-orang yang menjalankan ibadah shaum.


Wahai saudaraku,
Bulan itu adalah bulan Ramadhan, Allah swt menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang Agung memberikan keistimewaan yang banyak sekali kepadnya, serta menjadikan sebagai salah satu fase kehidupan yang paling berharga dan salah satu stasiun perjalanan di atas jalan hidup yang lurus. pada bulan itu seorang muslim mencurahkan sebagian besar perhatiannya kepada Allah swt semata. Ia adalah bulan Ruhani, bulan kebersihan jiwa, bulan munajat, serta waktu untuk menghadap kepada Allah swt, memohon pertolongan dari Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar dan menjalin hubungan dengan Al Mala'ul A'la.

0 komentar

Utamakan Ukhuwah

"Dan Dialah yang mempersatukan hati mereka 9orang-orang yang Beriman) walau kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Qs. Al Anfaal[8]:63)
 
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah swr mempersatukan hati orang mukmin suatu jalian Ukhuwah yang timbul atas dasar keimanan. Merupakan jalinan persatuan yang kokoh, sebagai potensi kekuatan yang diberikan oleh-Nya. banyak fitnah dan cobaan yang dihadapi umat Islam saat ini. Konflik antar sesama Muslim yang kita saksikan bersama saat ini sungguh sangat memperhatikan. diperlukan kearifan pemimpin-pemimpin kelompok dalam menhadapi kondisi demikian. kesadaran sebagai suatu kesatuan umat islam perlu digugah. bukan dengan saling tuduh yang akan semakin memerkeruh suasana konflik.
 
perbedaan-perbedaan pendapat yang muncu, tidak seharusnya disikapi dengan perselisihan yang tidak perlu. namun, diselesaikan melalui musyawarah secara bijak. kesepakatan dibuat secara bijak. kesepakatan dibuat secara kolektif untuk kepentingan bersama. semua pihak yang berbeda pendapat dihargai martabatnya tidak ada yang merasa dirugikan atas kesepakatan yang diputuskan dalam musyawarah.
 

0 komentar

Bekal Utama Aktivis Dakwah

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata:”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Fushshilat: 33-35).
Ayat di atas merupakan bekal utama bagi para aktivis dakwah di jalan Allah (dai), agar selalu semangat dan istiqamah, tidak pernah gentar dan getir, senantiasa menjalankan tugasnya dengan tenang, tidak emosional dan seterusnya. Ayat tersebut diletakkan setelah sebelumnya di awal surat Fushshilat Allah menggambarkan sikap orang-orang yang tidak mau menerima ajaran Allah. “Mereka mengatakan: hati kami tertutup, (maka kami tidak bisa menerima) apa yang kamu serukan kepadanya, pun telinga kami tersumbat, lebih dari itu di antara kami dan kamu ada dinding pemisah.” (Fushshilat: 5). Bisa dibayangkan bagaimana beratnya tugas dakwah jika yang dihadapi adalah orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran, tidak mau diajak kepada kebaikan, lebih dari itu ia menyerang, memusuhi dan melemparkan ancaman. Setiap disampaikan kepada mereka ajaran Allah, mereka menolaknya dengan segala cara, entah dengan menutup telinga, menutup mata, atau dengan mencari-cari alasan dan lain sebagainya.

0 komentar

Renungan Bagi Aktivis Dakwah

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka segala jenis kekuatan yang bisa engkau siapkan dan kekuatan berupa armada perang berupa kuda-kuda tambatan/pilihan yang merupakan simbolisasi armada perang, umtuk menggetarkan musush-musuh Allah dan musuh-musuh-mu dan orang-orang yang kamuu tidak mengetahui mereka tetapi Allah mengetahui mereka”. (Qs.Al-Anfaal : 160)

Ikhwahfillah Rohimakumullah,
Alhamdulillah marilah pertama sekali kita satukan hati kita dalam syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang diberikannya kepada kita, terlebih tentunya nikmat iman dan Islam yang telah menyebabkan hidup kita bermakna, dan nikmat sehat wal afiat yang telah menyebabkan hidup kita menjadi lancar. Dan keistiqomahan kita dalam ukhuwah memperjuangkan dinul Islam ini.
Dunia kampus merupakan ladang subur semaian idiologi Islam versus sekuler, antara yang hak dan yang batil akan terus bertarung sampai akhir zaman. Pertentangan kedua idiologi ini bahkan akan terus terbawa hingga ke basis di atasnya, yaitu alumni. Menjadi suatu keharusan bagi aktivis da’wah untuk selalu menancapkan idiologi islam sedalam-dalamnya di dunia kampus. Tujuannya adalah, lii ila fii kalimatillah, meninggikan kalimat Allah dimuka bumi ini. Siyasah Da’wah menegaskan prinsip, bahwa kader adalah aset utama gerakan. Kekuatan da’wah bertumpu pada daya soliditas, responsivitas, dan produktivitas para kadernya dalam melakukan manuver da’wah. Dibutuhkannya kader yang memiliki militansi, adanya ukhuwah antara sesama kader da’wah dan kesemangatan dalam perjuangan menegakkan dakwah.

0 komentar

lembar tausyiah

"Bertaqwalah kepada Allah seperti takwanya orang yang menyingsingkan lengan baju untuk selalu beribadah, dengan berupaya sungguh-sungguh pantang menyerah, mengejar tujuan baik dengan pikiran yang tenang, bergegas dengan memandang akibat menghadang, selalu menengok dan menjauhi akibat yang terburuk"
(Ali bin Abi Thalib.ra)

0 komentar