Bersama Kita Bisa... Kita Bisa Karena Kita Ada... Kita Ada Karena Kita Juara...

Bersama Kita Bisa... Kita Bisa Karena Kita Ada... Kita Ada Karena Kita Juara...

Rabu, 16 Juni 2010

MATA AIR KEBAHAGIAAN

Rabu, 16 Juni 2010
Oleh: Deddy Sussantho

“Apa itu kebahagiaan?”

Pertanyaan itulah yang membuat orang itu mencari seorang guru. Ia sangat ingin tahu jawaban atas pertanyaan yang muncul di benaknya itu. Padahal, bisa dibilang apa yang menjadi impiannya sudah ia dapatkan. Namun rumah besar, mobil mewah, isteri yang cantik, kekayaan yang melimpah, dan segala yang dimilikinya saat ini masih belum mampu membantu menjawab pertanyaan yang satu itu.

Pada akhirnya, bertemulah orang itu dengan seorang sufi. Dengan penjelasan panjang lebar, akhirnya orang itu diterima sebagai murid orang sufi tersebut. Tanpa basa-basi lagi, orang itu kembali bertanya, “Apa itu kebahagiaan?”

Orang sufi tidak langsung menjawab. Anehnya, ia malah menyuruh orang itu membuat danau yang jernih. Ia berjanji kepada orang itu akan memberi jawabannya apabila orang itu mampu membuatnya.

0 komentar

TIGA ASPEK PEPERANGAN

Oleh: Deddy Sussantho

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
[QS. Al-Anfaal (8): 60]

***
Seorang Muslim adalah seorang pejuang. Kakinya berpijak pada kebenaran, sementara tangannya menebas kemungkaran. Hari-harinya adalah peperangan. Langkahnya penuh perjuangan. Menatap depan dengan penuh kesabaran. Melihat belakang dengan penuh keikhlasan.


Hari-hari seorang Muslim adalah peperangan. Namun perang yang dimaksud, dalam lingkup global, bukan semata saling tebas dengan pedang, bukan pula harus ada pertumpahan darah dan aniaya. Perang di sini berarti memperjuangkan kebenaran dengan sepenuh hati dan usaha yang pasti. Sementara kemungkaran sudah pasti jadi oposisi.

0 komentar

SUNGGUH-SUNGGUH

Oleh: Deddy Sussantho

Apa itu sungguh-sungguh? Pertanyaan itu dilontarkan Haikal Hassan, trainer sekaligus dosen, saat mengisi training motivation di LDK UIN beberapa waktu lalu.

Pelbagai jawaban disuguhkan peserta: serius, tidak kenal lelah, semangat, dan lain sebagainya. Namun semua jawaban tidak ada satu pun yang benar. Menurut Sang Motivator, sungguh-sungguh adalah usaha kita melampaui batas kemampuan.



0 komentar

5T: BENTUK INTERAKSI DENGAN AL-QUR'AN

Oleh: Deddy Sussantho

Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
[al-Baqoroh: 1-2]

Sudah barang tentu kita membutuhkan sebuah peta manakala kita berada di tempat asing yang belum pernah kita kunjungi. Hal ini semata-mata agar kita mengetahui medan dan dapat melaluinya dengan selamat. Dan seperti itulah kondisi kita tatkala mengarungi bahtera kehidupan ini. Kita lahir dengan keadaan tidak mengetahui apa-apa (an-Nahl: 78), sementara arus jahiliyah terasa semakin deras. Apabila kita tidak mampu memahami kondisi dan tidak kuat menahan arus jahiliyah, bisa jadi kita akan binasa nantinya.

Untuk itulah, Allah SWT menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk, pedoman, atau peta bagi kita, yang mana niscaya kita tidak akan tersesat dalam mengarungi kehidupan ini jika kita berpegang teguh padanya.



Rosulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan tersesat, yaitu al-Qur’an dan sunahku.” [HR. Muslim]

Maka dari itu, perlulah kita mengenal apa saja yang perlu kita lakukan dalam berinteraksi dengan al-Qur’an, yang biasa disingkat sebagai 5T:


0 komentar