Bersama Kita Bisa... Kita Bisa Karena Kita Ada... Kita Ada Karena Kita Juara...

Bersama Kita Bisa... Kita Bisa Karena Kita Ada... Kita Ada Karena Kita Juara...

Rabu, 16 Juni 2010

5T: BENTUK INTERAKSI DENGAN AL-QUR'AN

Rabu, 16 Juni 2010
Oleh: Deddy Sussantho

Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
[al-Baqoroh: 1-2]

Sudah barang tentu kita membutuhkan sebuah peta manakala kita berada di tempat asing yang belum pernah kita kunjungi. Hal ini semata-mata agar kita mengetahui medan dan dapat melaluinya dengan selamat. Dan seperti itulah kondisi kita tatkala mengarungi bahtera kehidupan ini. Kita lahir dengan keadaan tidak mengetahui apa-apa (an-Nahl: 78), sementara arus jahiliyah terasa semakin deras. Apabila kita tidak mampu memahami kondisi dan tidak kuat menahan arus jahiliyah, bisa jadi kita akan binasa nantinya.

Untuk itulah, Allah SWT menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk, pedoman, atau peta bagi kita, yang mana niscaya kita tidak akan tersesat dalam mengarungi kehidupan ini jika kita berpegang teguh padanya.



Rosulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan tersesat, yaitu al-Qur’an dan sunahku.” [HR. Muslim]

Maka dari itu, perlulah kita mengenal apa saja yang perlu kita lakukan dalam berinteraksi dengan al-Qur’an, yang biasa disingkat sebagai 5T:




1. Tilawah (Membaca al-Qur’an)
Bentuk interaksi dengan al-Qur’an yang paling konkret adalah membaca. Karena dengan begitu, kita akan mengetahui secara langsung apa yang tertulis dalam al-Qur’an dan mengambil pelajaran dari padanya. Akan sangat tidak masuk akal rasanya jika sebuah peta sudah berada di tangan kita, namun tetap saja tersesat lantaran peta itu tidak dibaca.

Bahkan, pada pertama kali Rosulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk membaca: ”BACALAH dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” [al-’Alaq: 1]

Rosulullah SAW pun pernah bersabda, ”Barang siapa yang membaca satu huruf dalam Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu akan berlipat ganda menjadi 10 kali lipat. Aku tidak menganggap alif laam miim itu satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” [HR. Tirmidzi dan Ibnu Mas’ud]


2. Tahsin (Memperbaiki Bacaan)
Ketika sudah dapat membaca, hal yang perlu diperhatikan yaitu perihal benar-tidaknya pembacaan dan kelancaran dalam membaca. Hal ini tidak boleh disepelekan, mengingat al-Qur’an itu termaktub dalam Bahasa Arab yang salah-salah baca bisa menyebabkan salah arti juga. Untuk itu, proses tahsin itu pelu dilakukan. Mulai dari mempelajari bagaimana pelafalan makhrojul huruf, hingga seluk beluk tajwidnya. Hal ini diharapkan agar pembacaan al-Qur’an tidak asal dan memiliki kualitas yang baik.

Bukankah ketika kita mempersembahkan yang terbaik untuk Allah SWT, Dia juga akan memberikan yang terbaik untuk kita?

Allah SWT berfirman, ”Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka MEMBACANYA DENGAN BACAAN YANG SEBENARNYA, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” [al-Baqoroh: 121]


3. Tahfidz (Menghapal al-Qur’an)
Menghapal sangatlah penting bagi seorang Muslim, karena dengan begitu di dalam dirinya terdapat kekuatan yang kokoh. Rosulullah SAW bersabda, “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” [HR. Tirmidzi]

Allah SWT meninggikan derajat orang-orang yang menghapal al-Qur’an dan memberi mereka banyak keutamaan yang luar biasa.

Menghapal al-Qur’an adalah sebuah keniscayaan saat ada kemauan. Tanpa kemauan, sulit sekali untuk dapat menghapal. Di sisi lain, Allah SWT menurunkan al-Qur’an dengan kemudahan untuk dipelajari, sebagaimana firman-Nya, ”Dan sesungguhnya telah Kami MUDAHKAN AL-QUR’AN UNTUK PELAJARAN, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” [al-Qomar: 40]


4. Tafsir (Memahami Kandungan al-Qur’an)
Selain membaca dan menghapal, memahami al-Qur’an juga tak kalah penting. Jangan sampai apa yang kita baca tidak pula kita pahami artinya. Minimal, kita pahami arti dari apa yang kita baca. Lebih baik lagi jika membuka buku-buku tafsir al-Qur’an yang telah ditulis oleh para Mufasir terkemuka. Hal ini dilakukan agar kita paham substansi nilai-nilai yang kita baca dan dapat mengambil pelajaran dari padanya. Dengan begitu, ilmu yang kita miliki menjadi lebih kompherensif dan jauh dari taklid buta.

Rosulullah SAW pernah bersabda, “barang siapa mengulas al-Qur’an TANPA ILMU PENGETAHUAN, maka bersiaplah menduduki neraka.” [HR. Abu Dawud]



5. Tabligh (Menyampaikan Isi al-Qur’an)
Selanjutnya, setelah memahami nilai-nilai yang terkandung, sudah sepatutnya kita menyampaikan nilai-nilai tersebut kepada khlayak yang mungkin belum mengetahuinya. Sampaikanlah kebaikan itu walau hanya satu ayat. Dengan begitu, ilmu yang kita miliki menjadi berkah dan bermanfaat, baik terhadap diri sendiri mau pun pada orang lain.

Rosulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari al-Qur’an dan MENGAJARKANNYA” [HR. Muslim]

Allah SWT pun berfirman, “Dan hendaknya di antara kamu ada sebagian umat yang MENYERU kepada kebaikan, mengajak kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar” [al-Imron: 104]

[Limo, 12 Juni 2010]

0 komentar:

Posting Komentar